Foto: Bondan Winarno          Vietnam -     Kota di delta Sungai Mekong ini dulunya dikenal dengan nama Saigon. Tetapi, setelah 1975, kota ini bersalin nama menjadi 
Ho Chi Minh City.  Paman Ho adalah pahlawan besar dalam sejarah perjuangan Vietnam modern.  Ia sudah meninggal, tetapi fotonya masih terlihat di mana-mana.  Padahal, 
Ho Chi Minh (berarti: pembawa cahaya, 1890-1969) hanyalah salah satu alias dari pemimpin bangsa yang nama aslinya adalah 
Nguyen Tat Thanh.Saigon  di masa lalu adalah ibukota Vietnam Selatan. Sisa-sisa pengaruh Prancis  masih tampak pada tatakota dan arsitektur bangunannya.
AksesHCMC  memiliki bandara internasional yang menghubungkannya dengan berbagai  negara. Dari Jakarta, kita bisa naik Lion Air yang terbang langsung (via  Singapura) ke HCMC. Air Asia juga mempunyai penerbangan berjadwal ke  HCMC. Begitu juga maskapai penerbangan asing lainnya.
Ibukota negara lain yang terdekat dengan HCMC adalah 
Phnom Penh  (Kamboja) yang dapat dicapai dengan gabungan moda angkutan darat maupun  sungai dalam waktu beberapa jam saja. Sebaliknya, ibukota Vietnam,  Hanoi, justru letaknya sangat jauh dari HCMC, sekitar 1200 km garis  lurus. Diperlukan waktu hampir dua jam terbang untuk mencapai Hanoi dari  HCMC dengan pesawat terbang. Sedangkan HCMC-Bangkok cukup ditempuh  dalam waktu satu jam terbang saja. Dengan bus dan kereta api, jarak  Hanoi-HCMC ditempuh dalam dua hari satu malam. 
 
Visa
Karena  Vietnam adalah juga anggota ASEAN, sebagai warga negara Indonesia kita  tidak memerlukan visa untuk berkunjung ke Vietnam hingga batas waktu 30  hari.
Pemeriksaan imigrasi di bandara HCMC sangat efisien, sehingga tidak diperlukan waktu antre yang lama.
Mata Uang, Kartu Kredit, dan Fasilitas Perbankan
Mata uang Vietnam adalah dong  (VND). Pada saat ini, 1 dong nilainya sekitar 50 sen dalam mata uang  rupiah. US Dollar juga dipergunakan sebagai mata uang transaksi.
Selain  bank-bank nasional Vietnam yang telah beroperasi secara modern,  beberapa cabang bank asing pun hadir di Vietnam. Seperti juga di  Indonesia, mesin ATM untuk mengambil uang tunai terdapat di mana-mana.  Dengan kartu ATM dari beberapa bank terkemuka Indonesia, kita dapat  menarik dana tunai dari mesin-mesin ATM di Vietnam. 
Kartu kredit diterima secara umum dan  luas sebagai alat pembayaran yang sah. Di rumah-rumah makan kecil pun  kartu kredit mudah digunakan. 
 
Hotel
Hotel favorit saya di HCMC adalah Caravelle Hotel. Di masa Perang Vietnam, Caravelle Hotel  merupakan "markas" wartawan perang yang meliput kemelut Vietnam.  Sekarang, di samping bangunan aslinya yang 10 tingkat, telah dibangun  gedung hotel baru bertingkat 22. Bar "Saigon Saigon" di lantai 10  bangunan lama Caravelle masih merupakan watering hole populer di HCMC.
Hotel berbintang lima lainnya di HCMC antara lain adalah: Majestic, Continental, Rex, Park Hyatt, Sofitel, Sheraton, dan New World.
Sangat banyak hotel-hotel bintang tiga dan empat dengan bangunan tua yang terawat apik, seperti: Duxton, Liberty, dan lain lain.
Tarif  hotel relatif murah di HCMC. Hotel-hotel sederhana berbintang dua-tiga  dapat kita peroleh dengan tarif US$30-60 per malam. Hotel-hotel  berbintang empat antara US$75-125. Sedangkan kamar di hotel-hotel  berbintang lima masih dapat diperoleh dengan tarif US$150-200 per malam. 
 
Jalan-jalan
HCM  adalah salah satu kota yang cukup asyik untuk berjalan kaki. Di Distrik  1 atau di pusat kota, hampir semua atraksi dapat dicapai dengan  berjalan kaki. Bila lelah, selalu ada xe om (baca:se om) alias ojek sepeda motor. Cyclo alias becak pun masih dapat ditemukan, sekalipun sudah tidak banyak jumlahnya. Tarif cyclo pun mahal, khususnya bagi turis. Sebaliknya, tarif taksi cukup murah. Dari bandara Tan Son Nhat ke pusat kota tarifnya hanya sekitar US$10. Usahakan memilih Vinasun atau Mai Linh - dua perusahaan taksi terpercaya di HCMC.
Tujuan  populer di dalam kota HCMC adalah Pasar Ben Thanh. Pasar tradisional  ini bersih. Di sini dapat dijumpai semua kebutuhan dapur segar dan  berkualitas. Bahan makanan kering pun banyak dijajakan di sini. Di  bagian depan, berbagai suvenir dan kerajinan dijual dengan harga murah.  Ben Thanh adalah surga bagi mereka yang suka berbelanja. Di dalam pasar  maupun di sekitar pasar juga banyak sekali penjaja makanan dan minuman.  Pengunjung tidak akan pernah kelaparan dan kehausan di HCMC. Harganya  pun murah-meriah. 
 
Pada malam hari, jalan di sekeliling  Pasar Ben Thanh disulap menjadi Pasar Malam yang seronok. Selain  berbagai jenis barang dagangan, juga banyak warung tenda bermunculan di  sana. Tempat yang cocok untuk makan malam al fresco.
Tujuan wisata lain yang perlu dikunjungi di HCMC adalah: Reunification Palace, War Remnant Museum, Notre Dame Cathedral, Kantor Pos, Quan Am Pagoda, Hotel de Ville.  Yang terakhir ini bukan hotel, melainkan kantor balaikota. Saya suka ke  Kantor Pos-nya, bangunan lama yang dirawat, dan di dalamnya bisa  membeli koleksi perangko. 
 Bila ada waktu untuk menjelajah ke luar kota, Cu Chi Tunnel  adalah tujuan wisata yang populer. Jaraknya sekitar dua jam bermobil  dari HCMC. Di sini kita melihat terowongan-terowongan bawah tanah  peninggalan masa gerilya Viet Cong dulu. Pengunjung juga boleh mencoba  menembak dengan senapan AK-47 yang legendaris itu. Tujuan wisata di pinggiran HCMC yang juga menarik dikunjungi adalah  Delta Mekong. Selama kurang lebih tiga jam kita diantar dengan berbagai  jenis perahu - termasuk sampan kecil yang didayung ibu-ibu - untuk  melihat kehidupan kampung, kebun buah, pembuatan jajanan dan suvenir,  dan berbagai atraksi lainnya. 
  
Kuliner
Bila Anda wajib makan sajian halal, tempat yang aman untuk makan adalah di sekitar masjid (Central Mosque) di Dong Du Street (belakang Caravelle Hotel). Salah satu restoran yang wajib dikunjungi adalah Halal @ Saigon (31 Dong Du Street, District 1, +84838274601, www.halalsaigon.com). Restoran ini dimiliki oleh seorang dokter perempuan dari Malaysia. 
Orang Vietnam sangat suka makan sayur.  Bila kita makan di warung-warung makan, di meja langsung teronggok  sepiring besar berisi berbagai sayur-mayur mentah (lalap). Lalap ini  digulung bersama daging atau ikan dengan banh trang (rice paper) menjadi  semacam popiah atau lumpia basah. Bila perlu, karbohidrat berupa bihun  juga digulung di dalamnya. Karena banyak sayur inilah kebanyakan orang  Vietnam berpostur langsing dan sehat. 
 
Selain nasi dan produk-produk beras  lainnya (banh trang, mi, dll), orang Vietnam sangat suka makan roti  Prancis (baguette). Makan kari pun dengan baguette. Surprisingly, ini  adalah cara nikmat untuk makan kari. Baguette juga dimakan sebagai banh  mi (sandwich). Hanya dibelah dua, diisi sayur dan berbagai jenis isian,  seperti: udang rebus, bebek/ayam panggang, sapi babi panggang, telur  dadar, dan lain-lain. Sausnya gurih, ditambah mayones, sehingga sandwich  Vietnam ini punya citarasa sangat khas. Harganya antara Rp 5-8 ribu,  bergantung isinya.
Makanan populer di Vietnam adalah pho (baca:  fe). Sekalipun disebut pho bo (mi kuah dengan irisan daging sapi),  tetapi biasanya kuahnya dibuat dari tulang babi. Mi-nya seperti kuetiauw  - pipih - dan dibuat dari tepung beras. Kuahnya bening dan sangat  segar. Selain mi dan irisan tipis daging sapi, juga diisi tauge dan  berbagai jenis sayuran lain. Beberapa waralaba pho yang terkenal di  Vietnam antara lain adalah Pho 24, dan Pho 2000 (pernah dikunjungi  Presiden Bill Clinton dan putrinya, Chelsea). Pho yang dijajakan di  pinggir jalan harganya hanya sekitar Rp 8 ribu.
Versi lain dari  pho adalah bun bo hue. Mi-nya lebih kecil. Bihun kuah ini adalah makanan  khas dari Vietnam Tengah. Bun bo hue biasanya halal karena kuahnya  dibuat dari tulang sapi. 
Saya juga pernah singgah di sebuah  warung mi sederhana yang pernah dikunjungi Anthony Bourdain. Warung mi  di bawah pohon ini tiap hari berganti menu. Murah, tetapi citarasanya  memang istimewa. Di sebelahnya ada penjual lumpia basah (fresh spring  roll) yang sangat enak. Lumpia goreng Vietnam (cha gio) juga merupakan  sajian yang wajib dicoba. Ada yang isi udang, ada juga yang isi  kepiting. 
 
Makanan populer lain yang juga tanpa  babi adalah banh xeo (Vietnamese crepe). Seperti martabak tipker  (tipis-kering) dari tepung beras, diisi jamur, rebung, bebek panggang,  kepiting, udang, dan berbagai sayuran lain. Istimewa!
Di HCMC,  banyak sekali penjual kaki lima. Segala jenis minuman, makanan, dan  jajanan tersedia. Yang paling banyak dijual adalah es kopi Vietnam yang  terkenal itu. Vietnam adalah penghasil kopi nomor dua dunia. Di Vietnam,  biji kopi biasanya disangrai dengan mentega, sehingga harum dan  warnanya hitam gosong. Kopi Vietnam disedu kental, dan biasanya diminum  dengan susu kental manis. Meskipun pagi hari, orang Vietnam suka minum  es kopi susu (ca phe sua da). Di pinggir jalan harganya hanya sekitar Rp  3-4 ribu saja. 
 
Jangan lupa singgah di kedai kopi Trung (Paman) Nguyen. "Starbucks Lokal" dengan ambience yang unik. 
Pada malam hari, tempat nongkrong yang asyik adalah bia tuoi alias local beer garden.  Bia tuoi terdapat di hampir semua tikungan. Selain penjual minuman,  banyak penjaja lain mangkal di situ, seperti: juhi (sotong pangkong),  kerupuk beras, pho, banh mi, dan berbagai jajanan serta makanan lain.
 
Telekomunikasi dan Internet
Cukup  mudah untuk membeli SIM lokal untuk ponsel. WiFi dan Internet cafe pun  tersedia di banyak tempat umum - tetapi rata rata kecepatannya rendah,  sehingga agak sulit untuk melakukan hubungan Internet.
Sumber: http://food.detik.com/read/2011/02/09/115110/1567620/1021/ho-chi-minh-city-di-delta-sungai-mekong?881104284