Best Moment

Senin, 21 Februari 2011

Mendidik Anak ala China Lebih Berhasil Ketimbang Gaya Barat?

Orangtua keturunan China dianggap begitu superior terhadap anaknya sedangkan orangtua di negara-negara Barat lebih demokratis dan menghargai individu anak. Belakangan mulai jadi perdebatan, bahwa mencetak anak yang berhasil ternyata lebih tepat dengan gaya mendidik ala China. Benarkah demikian?

Perdebatan ini mencuat setelah muncul buku 'Battle Hymn of the Tiger Mother' karangan Amy Chua, seorang profesor sekolah hukum dari Yale Law School. Tulisan ini menceritakan bagaimana ibu-ibu di China atau keturunan China dengan didikan kerasnya mampu membuat anaknya berhasil. Hal yang sama seperti dialami Amy ketika kecil hingga menjadi orang sukses seperti sekarang.

Amy kini menerapkan gaya didik orangtuanya kepada dua anaknya Sophia dan Louisa yang sudah beranjak remaja. Anak-anaknya dilarang main game dan nonton TV, menginap di rumah teman, harus mendapat nilai A, harus les biola atau piano.

Di negara AS misalnya, anak-anak yang didik orangtua keturunan China jago matematika, pintar main piano dan sering jadi juara di kelasnya. Mendidik dengan disiplin dan kontrol orangtua yang besar menurut Amy juga dilakukan orangtua keturunan Korea, India, Jamaika, Irlandia dan Ghana.

Dalam salah satu penelitian terhadap 50 ibu di Amerika dan 48 ibu-ibu imigran China, hampir 70 persen ibu-ibu barat mengatakan bahwa 'menekankan keberhasilan akademis tidak baik untuk anak-anak' karena yang terpenting 'orang tua perlu mendorong ide bahwa belajar adalah hal yang menyenangkan'.

Sebaliknya, sebagian besar ibu keturunan China mengatakan bahwa mereka percaya anak-anaknya dapat menjadi siswa 'yang terbaik' karena 'prestasi akademik mencerminkan orangtua yang sukses mendidik' dan 'jika anak-anak tidak unggul di sekolah itu artinya ada masalah pada orangtua kenapa anak tidak mengerjakan tugasnya'.

Studi lain menunjukkan bahwa dibandingkan dengan orangtua Barat, orangtua China menghabiskan 10 kali lebih lama waktunya untuk terlibat dan memantau aktivitas akademik anak-anaknya. Sebaliknya, anak-anak Barat lebih banyak berpartisipasi dalam kegiatan dan tim olahraga ketimbang prestasi akademik.

Amy juga mengatakan ketika orangtua China menerapkan disiplin dan pola didik yang terkontrol, anak-anak China juga akan menolak. Namun kuncinya, kesabaran orangtua untuk mendampingi anak karena memang akan sulit dijalani di masa-masa awal. Hal yang berbeda dengan tipikal orangtua barat yang cenderung menyerah pada kemauan anak ketika anak menolak.

Amy juga menceritakan bagaimana ayahnya pernah memanggilnya dengan sebutan 'sampah' yang membuat dirinya marah dan sangat tidak enak. "Tapi itu tidak merusak harga diri saya, justru memotivasi saya agar tidak menjadi sampah tapi jadi orang yang berharga," kata Amy seperti dilansir dari Time dan WSJ, Minggu (20/2/2011).

Orangtua China bisa berkata 'Hei gendut, turunkan berat badanmu'. Sebaliknya orangtua Barat akan menjelaskan ke anak dari sisi kesehatan tidak pernah mengejek anaknya gendut tapi lebih memilih memberikan anak terapi makan yang benar.

Contoh lain, orangtua China bisa minta anaknya dapat nilai A dan akan bilang, 'Kamu malas, semua temanmu dapat yang terbaik'. Orangtua China merasa anaknya cukup kuat menghadapi tekanan dan mereka akan berhasil kalau bisa bekerja lebih keras lagi.

Sebaiknya orangtua Barat hanya meminta anaknya mencoba melakukan yang terbaik. Mereka akan berhati-hati untuk tidak membuat anak mereka merasa tidak mampu dan tidak akan pernah memanggil anaknya dengan sebutan 'bodoh', 'tidak berguna' atau 'memalukan'.

Orangtua China bisa melakukan seperti itu karena tradisi China men-stigma anak-anak berutang ke orangtuanya yang telah berkorban banyak sehingga mereka harus membayarnya dengan prestasi dan kebanggaan serta rasa hormat kepada orangtua.

Sebaliknya, orangtua di Barat tidak berpikir demikian. Anak-anak tidak memilih orangtuanya dan bahkan mereka tidak memilih untuk dilahirkan sehingga anak-anak tidak berutang apa-apa. Tugas mereka adalah membuat anak-anak menjadi diri mereka sendiri.

Orangtua Barat mencoba untuk menghormati individua anak-anaknya, mendorong mereka untuk mengejar keinginan mereka, mendukung pilihan mereka, dan memberikan dukungan dan lingkungan yang positif.

Sebaliknya, orangtua China percaya bahwa cara terbaik untuk melindungi anak-anak mereka adalah dengan mempersiapkan masa depan mereka, membekali anak dengan keterampilan, kebiasaan kerja yang tekun dan disiplin, dan keyakinan batin yang tinggi sehingga tidak ada seorang pun yang bisa mengambilnya.

Buku Amy ini hingga kini terus menjadi kontroversi, beberapa orangtua di barat mulai beranggapan didikan ala orantua China bisa jadi lebih baik untuk masa depan anak. Tapi lebih banyak lagi yang menilai gaya didik seperti itu bagaikan robot yang tidak menghargai individu anak.


Sumber : www.detik.com
 





Minggu, 20 Februari 2011

Mendidik Anak ala China Lebih Berhasil Ketimbang Gaya Barat?

Orangtua keturunan China dianggap begitu superior terhadap anaknya sedangkan orangtua di negara-negara Barat lebih demokratis dan menghargai individu anak. Belakangan mulai jadi perdebatan, bahwa mencetak anak yang berhasil ternyata lebih tepat dengan gaya mendidik ala China. Benarkah demikian?

Perdebatan ini mencuat setelah muncul buku 'Battle Hymn of the Tiger Mother' karangan Amy Chua, seorang profesor sekolah hukum dari Yale Law School. Tulisan ini menceritakan bagaimana ibu-ibu di China atau keturunan China dengan didikan kerasnya mampu membuat anaknya berhasil. Hal yang sama seperti dialami Amy ketika kecil hingga menjadi orang sukses seperti sekarang.

Amy kini menerapkan gaya didik orangtuanya kepada dua anaknya Sophia dan Louisa yang sudah beranjak remaja. Anak-anaknya dilarang main game dan nonton TV, menginap di rumah teman, harus mendapat nilai A, harus les biola atau piano.

Di negara AS misalnya, anak-anak yang didik orangtua keturunan China jago matematika, pintar main piano dan sering jadi juara di kelasnya. Mendidik dengan disiplin dan kontrol orangtua yang besar menurut Amy juga dilakukan orangtua keturunan Korea, India, Jamaika, Irlandia dan Ghana.

Dalam salah satu penelitian terhadap 50 ibu di Amerika dan 48 ibu-ibu imigran China, hampir 70 persen ibu-ibu barat mengatakan bahwa 'menekankan keberhasilan akademis tidak baik untuk anak-anak' karena yang terpenting 'orang tua perlu mendorong ide bahwa belajar adalah hal yang menyenangkan'.

Sebaliknya, sebagian besar ibu keturunan China mengatakan bahwa mereka percaya anak-anaknya dapat menjadi siswa 'yang terbaik' karena 'prestasi akademik mencerminkan orangtua yang sukses mendidik' dan 'jika anak-anak tidak unggul di sekolah itu artinya ada masalah pada orangtua kenapa anak tidak mengerjakan tugasnya'.

Studi lain menunjukkan bahwa dibandingkan dengan orangtua Barat, orangtua China menghabiskan 10 kali lebih lama waktunya untuk terlibat dan memantau aktivitas akademik anak-anaknya. Sebaliknya, anak-anak Barat lebih banyak berpartisipasi dalam kegiatan dan tim olahraga ketimbang prestasi akademik.

Amy juga mengatakan ketika orangtua China menerapkan disiplin dan pola didik yang terkontrol, anak-anak China juga akan menolak. Namun kuncinya, kesabaran orangtua untuk mendampingi anak karena memang akan sulit dijalani di masa-masa awal. Hal yang berbeda dengan tipikal orangtua barat yang cenderung menyerah pada kemauan anak ketika anak menolak.

Amy juga menceritakan bagaimana ayahnya pernah memanggilnya dengan sebutan 'sampah' yang membuat dirinya marah dan sangat tidak enak. "Tapi itu tidak merusak harga diri saya, justru memotivasi saya agar tidak menjadi sampah tapi jadi orang yang berharga," kata Amy seperti dilansir dari Time dan WSJ, Minggu (20/2/2011).

Orangtua China bisa berkata 'Hei gendut, turunkan berat badanmu'. Sebaliknya orangtua Barat akan menjelaskan ke anak dari sisi kesehatan tidak pernah mengejek anaknya gendut tapi lebih memilih memberikan anak terapi makan yang benar.

Contoh lain, orangtua China bisa minta anaknya dapat nilai A dan akan bilang, 'Kamu malas, semua temanmu dapat yang terbaik'. Orangtua China merasa anaknya cukup kuat menghadapi tekanan dan mereka akan berhasil kalau bisa bekerja lebih keras lagi.

Sebaiknya orangtua Barat hanya meminta anaknya mencoba melakukan yang terbaik. Mereka akan berhati-hati untuk tidak membuat anak mereka merasa tidak mampu dan tidak akan pernah memanggil anaknya dengan sebutan 'bodoh', 'tidak berguna' atau 'memalukan'.

Orangtua China bisa melakukan seperti itu karena tradisi China men-stigma anak-anak berutang ke orangtuanya yang telah berkorban banyak sehingga mereka harus membayarnya dengan prestasi dan kebanggaan serta rasa hormat kepada orangtua.

Sebaliknya, orangtua di Barat tidak berpikir demikian. Anak-anak tidak memilih orangtuanya dan bahkan mereka tidak memilih untuk dilahirkan sehingga anak-anak tidak berutang apa-apa. Tugas mereka adalah membuat anak-anak menjadi diri mereka sendiri.

Orangtua Barat mencoba untuk menghormati individua anak-anaknya, mendorong mereka untuk mengejar keinginan mereka, mendukung pilihan mereka, dan memberikan dukungan dan lingkungan yang positif.

Sebaliknya, orangtua China percaya bahwa cara terbaik untuk melindungi anak-anak mereka adalah dengan mempersiapkan masa depan mereka, membekali anak dengan keterampilan, kebiasaan kerja yang tekun dan disiplin, dan keyakinan batin yang tinggi sehingga tidak ada seorang pun yang bisa mengambilnya.

Buku Amy ini hingga kini terus menjadi kontroversi, beberapa orangtua di barat mulai beranggapan didikan ala orantua China bisa jadi lebih baik untuk masa depan anak. Tapi lebih banyak lagi yang menilai gaya didik seperti itu bagaikan robot yang tidak menghargai individu anak.

Sumber : http://m.detik.com/read/2011/02/20/154041/1574590/764/mendidik-anak-ala-china-lebih-berhasil-ketimbang-gaya-barat?hlight
 





Rabu, 09 Februari 2011

Ho Chi Minh City di Delta Sungai Mekong

Ho Chi Minh City di Delta Sungai Mekong
Foto: Bondan Winarno Vietnam - Kota di delta Sungai Mekong ini dulunya dikenal dengan nama Saigon. Tetapi, setelah 1975, kota ini bersalin nama menjadi Ho Chi Minh City. Paman Ho adalah pahlawan besar dalam sejarah perjuangan Vietnam modern. Ia sudah meninggal, tetapi fotonya masih terlihat di mana-mana. Padahal, Ho Chi Minh (berarti: pembawa cahaya, 1890-1969) hanyalah salah satu alias dari pemimpin bangsa yang nama aslinya adalah Nguyen Tat Thanh.

Saigon di masa lalu adalah ibukota Vietnam Selatan. Sisa-sisa pengaruh Prancis masih tampak pada tatakota dan arsitektur bangunannya.

Akses

HCMC memiliki bandara internasional yang menghubungkannya dengan berbagai negara. Dari Jakarta, kita bisa naik Lion Air yang terbang langsung (via Singapura) ke HCMC. Air Asia juga mempunyai penerbangan berjadwal ke HCMC. Begitu juga maskapai penerbangan asing lainnya.

Ibukota negara lain yang terdekat dengan HCMC adalah Phnom Penh (Kamboja) yang dapat dicapai dengan gabungan moda angkutan darat maupun sungai dalam waktu beberapa jam saja. Sebaliknya, ibukota Vietnam, Hanoi, justru letaknya sangat jauh dari HCMC, sekitar 1200 km garis lurus. Diperlukan waktu hampir dua jam terbang untuk mencapai Hanoi dari HCMC dengan pesawat terbang. Sedangkan HCMC-Bangkok cukup ditempuh dalam waktu satu jam terbang saja. Dengan bus dan kereta api, jarak Hanoi-HCMC ditempuh dalam dua hari satu malam.

Visa

Karena Vietnam adalah juga anggota ASEAN, sebagai warga negara Indonesia kita tidak memerlukan visa untuk berkunjung ke Vietnam hingga batas waktu 30 hari.

Pemeriksaan imigrasi di bandara HCMC sangat efisien, sehingga tidak diperlukan waktu antre yang lama.

Mata Uang, Kartu Kredit, dan Fasilitas Perbankan

Mata uang Vietnam adalah dong (VND). Pada saat ini, 1 dong nilainya sekitar 50 sen dalam mata uang rupiah. US Dollar juga dipergunakan sebagai mata uang transaksi.

Selain bank-bank nasional Vietnam yang telah beroperasi secara modern, beberapa cabang bank asing pun hadir di Vietnam. Seperti juga di Indonesia, mesin ATM untuk mengambil uang tunai terdapat di mana-mana. Dengan kartu ATM dari beberapa bank terkemuka Indonesia, kita dapat menarik dana tunai dari mesin-mesin ATM di Vietnam.

Kartu kredit diterima secara umum dan luas sebagai alat pembayaran yang sah. Di rumah-rumah makan kecil pun kartu kredit mudah digunakan.

Hotel

Hotel favorit saya di HCMC adalah Caravelle Hotel. Di masa Perang Vietnam, Caravelle Hotel merupakan "markas" wartawan perang yang meliput kemelut Vietnam. Sekarang, di samping bangunan aslinya yang 10 tingkat, telah dibangun gedung hotel baru bertingkat 22. Bar "Saigon Saigon" di lantai 10 bangunan lama Caravelle masih merupakan watering hole populer di HCMC.

Hotel berbintang lima lainnya di HCMC antara lain adalah: Majestic, Continental, Rex, Park Hyatt, Sofitel, Sheraton, dan New World.

Sangat banyak hotel-hotel bintang tiga dan empat dengan bangunan tua yang terawat apik, seperti: Duxton, Liberty, dan lain lain.

Tarif hotel relatif murah di HCMC. Hotel-hotel sederhana berbintang dua-tiga dapat kita peroleh dengan tarif US$30-60 per malam. Hotel-hotel berbintang empat antara US$75-125. Sedangkan kamar di hotel-hotel berbintang lima masih dapat diperoleh dengan tarif US$150-200 per malam.

Jalan-jalan

HCM adalah salah satu kota yang cukup asyik untuk berjalan kaki. Di Distrik 1 atau di pusat kota, hampir semua atraksi dapat dicapai dengan berjalan kaki. Bila lelah, selalu ada xe om (baca:se om) alias ojek sepeda motor. Cyclo alias becak pun masih dapat ditemukan, sekalipun sudah tidak banyak jumlahnya. Tarif cyclo pun mahal, khususnya bagi turis. Sebaliknya, tarif taksi cukup murah. Dari bandara Tan Son Nhat ke pusat kota tarifnya hanya sekitar US$10. Usahakan memilih Vinasun atau Mai Linh - dua perusahaan taksi terpercaya di HCMC.

Tujuan populer di dalam kota HCMC adalah Pasar Ben Thanh. Pasar tradisional ini bersih. Di sini dapat dijumpai semua kebutuhan dapur segar dan berkualitas. Bahan makanan kering pun banyak dijajakan di sini. Di bagian depan, berbagai suvenir dan kerajinan dijual dengan harga murah. Ben Thanh adalah surga bagi mereka yang suka berbelanja. Di dalam pasar maupun di sekitar pasar juga banyak sekali penjaja makanan dan minuman. Pengunjung tidak akan pernah kelaparan dan kehausan di HCMC. Harganya pun murah-meriah.

Ben Thanh Market

Pada malam hari, jalan di sekeliling Pasar Ben Thanh disulap menjadi Pasar Malam yang seronok. Selain berbagai jenis barang dagangan, juga banyak warung tenda bermunculan di sana. Tempat yang cocok untuk makan malam al fresco.

Tujuan wisata lain yang perlu dikunjungi di HCMC adalah: Reunification Palace, War Remnant Museum, Notre Dame Cathedral, Kantor Pos, Quan Am Pagoda, Hotel de Ville. Yang terakhir ini bukan hotel, melainkan kantor balaikota. Saya suka ke Kantor Pos-nya, bangunan lama yang dirawat, dan di dalamnya bisa membeli koleksi perangko.

Bila ada waktu untuk menjelajah ke luar kota, Cu Chi Tunnel adalah tujuan wisata yang populer. Jaraknya sekitar dua jam bermobil dari HCMC. Di sini kita melihat terowongan-terowongan bawah tanah peninggalan masa gerilya Viet Cong dulu. Pengunjung juga boleh mencoba menembak dengan senapan AK-47 yang legendaris itu. Tujuan wisata di pinggiran HCMC yang juga menarik dikunjungi adalah Delta Mekong. Selama kurang lebih tiga jam kita diantar dengan berbagai jenis perahu - termasuk sampan kecil yang didayung ibu-ibu - untuk melihat kehidupan kampung, kebun buah, pembuatan jajanan dan suvenir, dan berbagai atraksi lainnya.

Kuliner

Bila Anda wajib makan sajian halal, tempat yang aman untuk makan adalah di sekitar masjid (Central Mosque) di Dong Du Street (belakang Caravelle Hotel). Salah satu restoran yang wajib dikunjungi adalah Halal @ Saigon (31 Dong Du Street, District 1, +84838274601, www.halalsaigon.com). Restoran ini dimiliki oleh seorang dokter perempuan dari Malaysia.

Orang Vietnam sangat suka makan sayur. Bila kita makan di warung-warung makan, di meja langsung teronggok sepiring besar berisi berbagai sayur-mayur mentah (lalap). Lalap ini digulung bersama daging atau ikan dengan banh trang (rice paper) menjadi semacam popiah atau lumpia basah. Bila perlu, karbohidrat berupa bihun juga digulung di dalamnya. Karena banyak sayur inilah kebanyakan orang Vietnam berpostur langsing dan sehat.

Selain nasi dan produk-produk beras lainnya (banh trang, mi, dll), orang Vietnam sangat suka makan roti Prancis (baguette). Makan kari pun dengan baguette. Surprisingly, ini adalah cara nikmat untuk makan kari. Baguette juga dimakan sebagai banh mi (sandwich). Hanya dibelah dua, diisi sayur dan berbagai jenis isian, seperti: udang rebus, bebek/ayam panggang, sapi babi panggang, telur dadar, dan lain-lain. Sausnya gurih, ditambah mayones, sehingga sandwich Vietnam ini punya citarasa sangat khas. Harganya antara Rp 5-8 ribu, bergantung isinya.

Makanan populer di Vietnam adalah pho (baca: fe). Sekalipun disebut pho bo (mi kuah dengan irisan daging sapi), tetapi biasanya kuahnya dibuat dari tulang babi. Mi-nya seperti kuetiauw - pipih - dan dibuat dari tepung beras. Kuahnya bening dan sangat segar. Selain mi dan irisan tipis daging sapi, juga diisi tauge dan berbagai jenis sayuran lain. Beberapa waralaba pho yang terkenal di Vietnam antara lain adalah Pho 24, dan Pho 2000 (pernah dikunjungi Presiden Bill Clinton dan putrinya, Chelsea). Pho yang dijajakan di pinggir jalan harganya hanya sekitar Rp 8 ribu.

Versi lain dari pho adalah bun bo hue. Mi-nya lebih kecil. Bihun kuah ini adalah makanan khas dari Vietnam Tengah. Bun bo hue biasanya halal karena kuahnya dibuat dari tulang sapi.


Saya juga pernah singgah di sebuah warung mi sederhana yang pernah dikunjungi Anthony Bourdain. Warung mi di bawah pohon ini tiap hari berganti menu. Murah, tetapi citarasanya memang istimewa. Di sebelahnya ada penjual lumpia basah (fresh spring roll) yang sangat enak. Lumpia goreng Vietnam (cha gio) juga merupakan sajian yang wajib dicoba. Ada yang isi udang, ada juga yang isi kepiting.

Makanan populer lain yang juga tanpa babi adalah banh xeo (Vietnamese crepe). Seperti martabak tipker (tipis-kering) dari tepung beras, diisi jamur, rebung, bebek panggang, kepiting, udang, dan berbagai sayuran lain. Istimewa!

Di HCMC, banyak sekali penjual kaki lima. Segala jenis minuman, makanan, dan jajanan tersedia. Yang paling banyak dijual adalah es kopi Vietnam yang terkenal itu. Vietnam adalah penghasil kopi nomor dua dunia. Di Vietnam, biji kopi biasanya disangrai dengan mentega, sehingga harum dan warnanya hitam gosong. Kopi Vietnam disedu kental, dan biasanya diminum dengan susu kental manis. Meskipun pagi hari, orang Vietnam suka minum es kopi susu (ca phe sua da). Di pinggir jalan harganya hanya sekitar Rp 3-4 ribu saja.

Jangan lupa singgah di kedai kopi Trung (Paman) Nguyen. "Starbucks Lokal" dengan ambience yang unik.

Pada malam hari, tempat nongkrong yang asyik adalah bia tuoi alias local beer garden. Bia tuoi terdapat di hampir semua tikungan. Selain penjual minuman, banyak penjaja lain mangkal di situ, seperti: juhi (sotong pangkong), kerupuk beras, pho, banh mi, dan berbagai jajanan serta makanan lain.

Telekomunikasi dan Internet

Cukup mudah untuk membeli SIM lokal untuk ponsel. WiFi dan Internet cafe pun tersedia di banyak tempat umum - tetapi rata rata kecepatannya rendah, sehingga agak sulit untuk melakukan hubungan Internet.


Sumber: http://food.detik.com/read/2011/02/09/115110/1567620/1021/ho-chi-minh-city-di-delta-sungai-mekong?881104284







6 Nutrisi Alami yang Bikin Orang Makin Keren


Tak perlu mahal-mahal untuk dapat membuat penampilan Anda lebih menarik. Beberapa nutrisi secara alami dapat membuat Anda sehat sekaligus meningkatkan penampilan. Apa saja?

Penampilan menarik biasanya dinilai dari rambut, kulit, bentuk tubuh dan mata. Berikut beberapa nutrisi yang dapat meningkatkan penampilan secara alami, seperti dilansir Askmen, Kamis (10/2/2011):

1. Bayam
Penelitian baru mengungkapkan bahwa bayam tinggi kandungan nitrat yang dapat memperkuat otot. Tak hanya itu, kandungan lutein karotenoid dan zeaxanthin yang tinggi pada bayam juga dapat membuat mata bening dan berbinar.

2. Telur
Telur merupakan bahan makanan yang paling mudah untuk disajikan dan bisa dimakan kapan saja, baik sarapan, makan siang dan makan malam. Kandungan zat besi yang tinggi pada telur dapat membantu mencegah kerontokan rambut, juga sulfur yang membantu menjaga rambut lembut dan halus.

3. Pisang
Pisang mengandung kalium yang dapat membantu menjaga dan memperbaiki elastisitas kulit yang semakin menurun seiring bertambahnya usia dan karena paparan matahari.

4. Kubis merah (Red cabbage)
Kubis yang berwarna ungu terang ini mengandung sulfur dan yodium yang dapat membantu membersihkan racun dari dalam tubuh, sehingga dapat membuat kulit mulus dan sehat. Kubis merah juga baik untuk menjaga kesehatan kulit dan mencegah wajah berjerawat.

5. Buah bit
Buah bit mengandung betaine, yang merupakan agen bioaktif yang membantu memecah lemak. Buah bit juga mengandung asam folat (menumbuhkan dan mengganti sel-sel yang rusak), kalium (memperlancar keseimbangan cairan di dalam tubuh), vitamin C (menumbuhkan jaringan dan menormalkan saluran darah), magnesium (menjaga fungsi otot dan syaraf), triptofan, zat besi (metabolisme energi dan sistem kekebalan tubuh), tembaga (membentuk sel darah merah), fosfor (memperkuat tulang), caumarin (mencegah tumor) dan betasianin (mencegah kanker).

6. Jambu biji
Jambu biji kaya antioksidan untuk melawan radikal bebas yang menyebabkan kerusakan kulit dan penuaan dini. Jambu biji juga kaya vitamin C, bahkan 5 kali lebih banyak dari jeruk.

Sumber: http://health.detik.com/read/2011/02/10/083856/1568231/766/6-nutrisi-alami-yang-bikin-orang-makin-keren?881104755






Cokelat Bikin Jantung Sehat


Cokelat menjadi favorit tiap orang. Takut makan cokelat karena tak ingin gemuk? Bukan alasan lagi. Makan cokelat secara teratur ternyata tak bikin gemuk tetapi jantung justru lebih sehat. Lho, kok bisa?

Penyakit jantung sudah menjadi pembunuh urutan teratas di dunia. Penyakit ini menyerang tanpa diduga dan tidak memandang usia si penderita. Beberapa penelitian menemukan jika penyakit jantung dapat dicegah dengan pola hidup yang sehat. Termasuk menjaga konsumsi makanan. Salah satu makanan yang dianjurkan adalah cokelat.

Berdasarkan berita yang dilansir Reuters Health, wanita yang berusia diatas 70 tahun yang makan cokelat sedikitnya sekali dalam seminggu, kemungkinan dirawat di rumah sakit akibat gagal jantung turun hingga 35%. Juga menurunkan sekitar 60% kematian akibat gagal jantung.

"Perempuan tidak harus memakan cokelat satu ton untuk bisa melihat hasilnya. Tapi makanlah cokelat secara teratur untuk mendapatkan hasilnya di usia lanjut nanti," ujar Dr. Yosua Lewis.

Meskipun cokelat sangat dianjurkan, bukan berarti semua jenis cokelat memiliki manfaat yang baik. Cokelat yang sebaiknya dikonsumsi adalah jenis couverture dark chocolate yang memiliki kadar cokelat atau cacao mass lebih dari 70%. Untuk mengenali cukup mudah, karena jenis cokelat ini biasa dijual dalam bentuk batangan. Di kemasannya tertulis jelas kadar cokelatnya, umumnya antara 40%-85%.

Dark chocolate yang hitam dan agak pahit ini mengandung antioksidan yang bernama flavonoid. Antioksidan ini juga terkandung dalam red wine. Zat ini dapat membantu melindungi wanita khususnya yang dalam masa menopouse dari penyakit jantung koroner, penyakit jantung dan stroke.

Pada tahun 2008, para peneliti Italia menemukan bahwa makan dark chocolate secara teratur dapat membantu menurunkan tingkat peradangan, yang sangat berkaitan dengan penyakit jantung dan pembuluh darah. Meskipun demikian, para peneliti ini tidak lantas menganjurkan mengkonsumsi cokelat dalam jumlah yang banyak.

"Pastikan juga jenis makanan yang Anda makan juga sehat, tidak mengandung kalori yang tinggi dan pola hidup yang teratur," jelas Dr. Brian Buijsse di the German Institute of Human Nutrition.

Cokelat bisa jadi camilan yang sehat tanpa takut akan gemuk. Berolah raga yang teratur dan pola tidur yang cukup bisa menjadi gaya hidup sehat. Nah, kalau sudah tau manfaat cokelat masihkah menolak cokelat di hari Valentine nanti?

Sumber: http://food.detik.com/read/2011/02/09/105514/1567542/900/cokelat-bikin-jantung-sehat?881104284